Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Jabar,
meminta pemerintah daerah di tingkat provinsi dan Kota/Kab mengeluarkan
eskalasi harga (penyesuaian). Hal itu menyusul terjadinya berbagai
kenaikan harga bahan material kontruksi, akibat rencana kenaikan BBM.
“Saat ini hampir semua harga material naik, termasuk berbagai bahan
utama seperti aspal, besi, dan semen. Secara umum kenaikannya mencapai
30%, Sekalipun BBM nya tidak jadi naik, harga-harga yang sudah naik
tidak turun lagi,” ujar Ketua Umum Gapeksindo Jabar, Ali Abudan, Rabu
(4/4).
Menurut Ali, yang baru terpilih menjadi Ketua Umum untuk 2012-2017
dalam Musda III Gapeksindo Jabar akhir pekan lalu, kondisi tersebut
menjadi masalah besar bagi kontraktor yang mengerjakan proyek
pembangunan tahun 2012.
Pasalnya semua proyek pemerintah yang ada saat ini, penetapan
nilainya menggunakan harga perkiraan satuan (HPS) yang didasarkan
asumsi tidak ada kenaikan BBM.
Hal tersebut membuat kontraktor mengalami kekurangan dana, untuk
memenuhi spesifikasi pekerjaan yang sudah disepakati. Karena terjadi
ketidaksesuaian harga yang mencolok, pada saat mengikuti lelang dan
sewaktu pelaksanaan pembangunan.
Oleh karena itu, diperlukan eskalasi, untuk menambah kekurangan dana
proyek, akibat perbedaan harga mencolok yang dipicu oleh isu kenaikan
BBM.
“Mumpung saat ini memang baru beberapa proyek APBD provinsi dan APBD
Kota/Kab. yang dilaksanakan, sehingga masih tersedia waktu untuk
menyiapkan ekskalasi harga. Apalagi Pemerintah pusat juga sudah memberi
sinyal, BBM akan tetap naik dalam enam bulan ini. Harga-harga yang sudah
naik saat ini tidak akan turun, malah berpeluang naik lai,” katanya.
Ditambahkan, eskalasi harga pada saat ini menjadi kebutuhan sangat
mendesak, karena kenaikan harga yang terjadi sangat tinggi. Berbeda
dengan saat harga BBM naik tahun 2005, kenaikan harga material rata-rata
hanya berkisar 12%-13%.
Untuk itu, ketika ekskalasi diberikan (saat itu besarannya 10%) relatif terlambat, masih bisa ditangani oleh kontraktor.
Berkaitan dengan kemungkinan yang terjadi jika ekskalasi harga tidak
dilakukan, Ali engkhawatirkan akan terjadinya gejolak di sektor
konstruksi Jabar. Akan banyak kontraktor yang tidak bisa menyelesaikan
pekerjaan, karena kekurangan dana.
Di sisi lain, Pemerintah juga dirugikan dengan banyaknya proyek
tidak selesai, spesifikasi hasil pekerjaan di bawah standar, dan
penyerapan anggaran yang terhambat.
“Tentunya agar kebijakan ekskalasi harga bisa efektif, diperllukan
besaran yang proprsional dengan kenaikan yang terjadi. Jangan karena
sebelumnya 10%, kali inipun disamakan 10% juga,” katanya.
Sementara Ketua LPJKD (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi daerah)
Jabar. Indrato, mengatakan eskalasi harga saat ini memang diperlukan,
mengingat fakta di lapangan berbagai harga material terus mengalami
kenaikan. Namun menurutnya perlu beberapa waktu, untuk bisa menetapkan
ekskalasi tersebut.
“Untuk menetapkan ekskalasi perlu dihitung terlebih dahulu
berapa-berapa kenaikannya. Oleh karena itu perlu beberapa waktu sampai
terjadi keseimbangan harga yang baru, baru ditetapkan berapa persen
eskalasinya. Tapi memang harus udah dipersiapkan sejak sekarang, apalagi
kenaikan BBM tampaknya tetap akan terjadi dalam enam bulan ini,”
katanya.... (Pikiran Rakyat On Line 5/4/12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar